Tolong jangan!
Tolong jangan lagi kau rasuki aliran darahku
kendalikan emosiku untuk selalu menyayangi kamu
kendalikan otakku untuk selalu mengisi memoriku dengan namamu
Tolong jangan buat aku melihat bintang jatuh
yang ternyata jatuh mengenaiku
melukaiku...
membakarku...
Pujangga pun tak pernah menggoreskan tinta merah
jangankan ke dalam segumpal darah yang kupunya ini
kulitku pun tidak
Tapi kau...
dengan tega goreskan tinta merah
dengan pisau sebagai kuasnya
Membawaku terbang melayang
melampaui gedung-gedung pencakar langit
tapi tak menuntunku
membuatku terombang-ambing oleh angin
tak tentu arah ke mana aku terbang
tak mampu kukendalikan sayap ini
seperti secarik kertas yang terombang-ambing oleh angin
Terdengar seperti rintihan semut
Merintih... tertatih-tatih
tapi tak ada yang tahu
tak ada yang bisa mendengar
tak ada yang bisa membantu
Biar saja kusimpan ini dalam relung batinku
lalu kan kucoba untuk menguburnya dengan gundukan tanah
sebisa mungkin
walau itu pasti begitu sulit
tetap akan kucoba
aku yakin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar